Pengembangan Agribisnis Florikultura

Kegiatan Forum Konsultasi Pengembangan Agribisnis Florikultura dengan Balithi dilaksanakan pada hari Rabu, 22 November 2017 di Pendopo Kabupaten Wonosobo yang diikuti oleh 200 orang dengan rangkaian berupa:

  • Lomba Merangkai Bunga
  • Klinik Florikultura
  • Forum Konsultasi Pengembangan Agribisnis Florikultura

Harapan dari pelaksanaan kegiatan Forum Konsultasi Pengembangan Agribisnis Florikultura dengan Balithi adalah:

  • Meningkatnya penerapan inovasi dalam sistem agribisnis florikultura yang berbasis pada sumber daya lokal,
  • Meningkatnya kualitas produk dan produktivitas usaha tani florikultura
  • Diterapkannya SOP produk dengan penerapan GAP dan GHP
  • Meningkatnya efisiensi dalam proses produksi, pascapanen, distirbusi dan perdagangan, sehingga pendapatan dan kesejahteraan petani meningkat,
  • Berkembangnya kerjasama kemitraan di sektor hulu sampai ke hilir dalam kerangka pembangunan agribisnis florikultura yang efisien, modern dan berdaya saing,
  • Berkembangnya kelembagaan agribisnis sebagai pilar utama dalam implementasi model dukungan inovasi secara berkelanjutan,
  • Meningkatnya efisiensi pemanfaatan dan terjaminnya keberlanjutan ketersediaan sumber daya di dalam kawasan,
  • Terjalinnya sinergi kinerja instansi terkait di sektor hulu dan hilir untuk mempercepat terciptanya pembangunan sistem usaha agribisnis industrial florikultura yang tangguh, berdaya saing dan berbasis sumber daya lokal

Farmer Field Day (FFD) 2017

Farmer Field Day (FFD) Demplot Bawang Merah dan Bawang Daun Tahun 2017 dilaksanakan di Balai Desa Mlandi, Kecamatan Garung, Rabu, 29 November 2018. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Demplot Bawang Merah dan Bawang Daun yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Tantangan dalam pembangunan pertanian secara umum adalah adanya kenyataan bahwa pertanian didominasi oleh skala usaha kecil, lahan sempit, modal terbatas, pendidikan rendah, sehingga produktivitas uasah tani yang dihaslikan masih rendah karena belum sepenuhnya mampu menerapkan teknologi spesifik lokasi, efisiensi dan belum mampu meningkatkan produksi yang pada akhirnya tingkat pendapatan masyarakat tani masih rendah. Di samping itu juga masih rendahnya posisi tawar menawar petani terhadap produksi yang dihasilkan.

Keberhasilan pembangunan suatu daerah ditentukan oleh keberhasilan daerah tersebut menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Salah satu upaya transfer ilmu dan teknologi kepada petani adalah dengan pembuatan demplot.

Dalam upaya meningkatakan peran sektor pertanian khususnya bidang hortikultura (sayuran), Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Wonosobo menginisiasi berbagai program / kegiatan yang menitikberatkan pada penyediaan benih bermutu.

Permasalahan yang seringkali terjadi pada benih bawang merah dari umbi adalah: jumlahnya terbatas, produktivitas rendah, harga bibit dari umbi mahal dan kebutuhan bibit banyak. Varietas yang diujicobakan dalam demplot bawang merah kali ini adalah: Tuk-tuk, Lokananta dan batu Hijau.

Alternatif sumber benih bawang merah adalah dari biji botani / TSS (True Shallot Seed). Keunggulan TSS adalah tanaman tegak, produktivitas meningkat, bebas penyakit dan virus, volume benih dan biaya produksi rendah, tidak memerlukan gudang penyimpanan dan transportasi khusus.

Varietas yang diujicobakan dalam demplot bawang merah kali ini adalah : Tuk-tuk, Lokananta dan Batu Hijau.

Adapun kendala produksi TSS adalah:

  • Pembungaan rendah (akibat kondisi lingkungan / tempat dan iklim tidak mendukung)
  • Pembentukan biji rendah (viabilitas serbuk sari rendah, penyerbukan terbatas)

Sistem produksi benih/biji botani (TSS) merupakan terobosan teknologi untuk meningkatkan daya saing komoditas dan pendapatan petani.

Keberhasilan sistem produksi benih/biji botani (TSS) di lapangan sangat dipengaruhi varietas, visionlogi umbi bibit, ketepatan budidaya, iklim setempat dan kemampuan SDM yang handal.

Rapat Koordinasi Antisipasi Hama dan Penyakit Tanaman

Kementerian Pertanian gelar Rapat Koordinasi Antisipasi Hama dan Penyakit Tanaman serta Dampak Perubahan Iklim. Hadir pada kegiatan ini Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, jajaran Eselon I Kementan, para kepala dinas provinsi/kabupaten dan para Brigade Hama , Penyakit dan Kekeringan.

Pada kesempatan ini, Amran menegaskan luas tanaman yang diserang oleh hama jauh di bawah ambang batas toleransi. Pasalnya fakta yang terjadi, luas lahan sawah yang terserang hama hanya 64 ribu ha atau 0,42 persen dari total lahan sawah nasional.

Jambore Peternakan Nasional Digelar di Cibubur


Setelah sukses dengan kontes kambing dan domba Agustus tahun lalu di Istana Bogor, akhir pekan ini Kantor Staf Presiden, Kementerian Pertanian serta Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) menggelar ‘Jambore Peternakan Nasional 2017’ di Bumi Perkemahan dan Taman Wisata Cibubur, Jum’at-Minggu, 22-24 September 2017.
“Jambore Peternakan merupakan wadah konsolidasi antar pelaku usaha peternakan dalam mendukung program pembangunan peternakan dan kesehatan hewan,” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita.
Jambore yang akan diikuti 1.200 peternak dan pelaku usaha ini mengangkat tema ‘Masyarakat Sehat dan Cerdas dengan Protein Hewani’ dan ‘Bangga Menjadi Peternak Indonesia’.
Acara puncak pada Minggu, 24 September 2017 akan dihadiri Presiden Joko Widodo, yang sekaligus melakukan temu wicara dengan para peternak dan pelaku usaha peternakan. Kontes Ternak Domba dan Kambing, serta Seni Ketangkasan Domba Garut akan langsung memperebutkan Piala Presiden. Selain itu juga akan diselenggarakan eksibisi ternak oleh peternak sapi, ayam lokal, itik, dan kelinci serta penghargaan ‘Anugerah Bakti Peternakan’.
“Kami berharap peternak agar melakukan pembenahan manajemen budidaya dan perbaikan teknis lainnya untuk menjadikan Indonesia sebagai sumber protein hewani. Selain itu juga kita dorong peternak-peternak kita untuk membentuk korporasi peternak supaya skala usahanya ekonomis,” tegas Ketut Diarmita.
Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengungkapkan keinginannya agar jambore ternak bisa rutin digelar tiap tahun sehingga menjadi kalender rutin agenda wisata di Jakarta dan sekitarnya. “Dalam acara ini, Presiden Jokowi juga ingin lebih dekat bertemu dengan masyarakat, khususnya kalangan peternak domba dan kambing,” urainya.
Puncak kegiatan juga akan diisi dengan kegiatan makan bersama 100 ekor kambing guling yang diharapkan dapat menjadi rekor baru Museum Rekor Indonesia (MURI). “Para peternak sangat antusias mempersiapkan diri mengikuti acara ini dan bersilaturahim kembali dengan Presiden Jokowi,” kata Ketua Umum HPDKI Yudi Guntara Noor.
Rangkaian Kegiatan Jambore Peternakan Nasional 2017
Kontes Ternak Domba dan Kambing, Seni Ketangkasan Domba Garut (23 September 2017).
Eksibisi ternak oleh peternak sapi, ayam lokal, itik, dan kelinci (24 September 2017).
Penghargaan Anugerah Bakti Peternakan dan Temu Wicara (24 September 2017).
Ekspo dan Pameran Peternakan menghadirkan industri pengolahan hasil peternakan, industri obat hewan, industri pakan, industri kerajinan hasil peternakan, perbankan, asuransi; serta Festival kuliner (22 – 24 September 2017).
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Silaturahmi Nasional Peternak (Silatnas) Kambing Domba dengan Menteri Pertanian (22 – 23 September 2017);
Pemecahan rekor MURI makan bersama 100 ekor kambing guling (24 September 2017).
Dalam acara Jambore Peternakan Nasional 2017 ini akan diserahkan Piala Presiden dan penghargaan Anugerah Bakti Peternakan. Piala Presiden diberikan oleh Presiden RI kepada pemenang kontes Domba Garut (24 pemenang), Kambing Kaligesing (48 pemenang) dan seni ketangkasan Domba Garut (18 pemenang). Selain itu juga akan diberikan Anugerah Bakti Peternakan Tahun 2017 dalam bentuk tropi/piagam, dari Menteri Pertanian sebagai penghargaan kepada kelompok peternak (10 kelompok), Unit Pengolahan Hasil (UPH) peternakan (3 UPH), dan inseminator yang berprestasi (15 orang).

I Ketut Diarmita mengungkapkan, pada acara tersebut Menteri Pertanian juga akan memberikan apresiasi kepada daerah yang bebas penyakit hewan tertentu yaitu: (1) penyakit Septicaemia epizootica/ Haemorrhagic septicaemia untuk sapi kepada Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Nusa Lembongan Kabupaten Klungkung Provinsi Bali; (2) Rabies untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat. Selain itu juga akan diberikan apresiasi kepada daerah wilayah sumber bibit : (1) Kabupaten Rembang sebagai wilayah sumber bibit sapi Peranakan Ongole (PO); dan (2) Kabupaten Buleleng sebagai wilayah sumber bibit Sapi Bali.

Lebih lanjut disampaikan, pemberian penghargaan dari pemerintah kepada para pelaku usaha bidang peternakan ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan memberikan apresiasi. I Ketut Diarmita mengatakan, urusan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan dalam kerangka mewujudkan kedaulatan pangan dan peningkatan daya saing ekspor merupakan tanggung jawab bersama. “Untuk itu diperlukan kertelibatan, sinergisme peran, dan kewenangan semua pihak dalam menjalankan roda pembangunan. Pelaksanaan program pembangunan pun sudah tidak bisa lagi dilakukan secara parsial”, ungkapnya.

“Mari kita terus perjuangkan nasib peternak-peternak kita agar berkembang usahanya dan sejahtera”, kata I Ketut Diarmita. “Saya juga berharap kepada para peternak agar melakukan pembenahan manajemen budidaya dan perbaikan teknis lainnya untuk menjadikan Indonesia sebagai sumber protein hewani. Selain itu juga kita dorong peternak-peternak kita untuk membentuk korporasi peternak supaya skala usahanya ekonomis”, ujar I Ketut Diarmita. Dengan bertambahnya usaha peternakan berskala komersil, kita berharap mimpi Indonesia pada tahun 2045 menjadi lumbung pangan Asia dapat tercapai”, ujar I Ketut Diarmita.

Siaran Pers Pertama

Sementara itu Perwakilan Food and Agriculture Organization (FAO) untuk Indonesia Mark Smulders yang hadir sebagai narasumber mengatakan,”Generasi muda amat dibutuhkan dalam membangun pertanian, sebab semakin sedikit kaum muda yang tinggal di desa, maka semakin sedikit yang menggeluti sektor pertanian, untuk menarik minat mereka, diperlukan akses lahan dan modal”. Menurutnya kebijakan pemerintah saat ini dengan melibatkan generasi muda melalui program-program berkelanjutan agar terus dilanjutkan, selain untuk memperkaya pengetahuan, juga skill. Kata Smulders.