Monitoring dan Pemeriksaan Hewan Kurban di Kabupaten Wonosobo Tahun 2018

Petugas dari Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (Dispaperkan) Kabupaten Wonosobo melaksanakan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan ante dan post mortem hewan kurban menjelang dan selama hari Raya Idhul Adha. Hal ini dilaksanakan untuk melihat kesehatan hewan yang dipotong pada hari tahun 2018 ini.

Dari hasil pengawasan dan pemeriksaan masih ditemukan cacing hati pada hewan korban. Cacing hati itu ditemukan saat petugas melakukan monitoring di beberapa tempat pemotongan hewan kurban di wilayah  Kabupaten Wonosobo, Rabu (22/08/2018).

Dengan ditemukannya cacing hati di hati hewan kurban tersebut, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispaperkan Wonosobo, drh Sidik Driyono meminta supaya hati tersebut dimusnahkan karena sudah tidak layak konsumsi.

“Kami tadi mendapat laporan ada 12 ekor sapi terkena cacing hati saat melakukan pengecekan di RPH Wonosobo,hatinya langsung diafkir/dibuang dan 7 ekor sapi yang hanya sebagian terkena cacing sehingga tidak semua diafkir” ungkapnya

Tahun ini bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan menempatkan petugas  di 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Wonosobo untuk berkeliling ke beberapa masjid dan perkampungan yang melakukan penyembelihan hewan kurban sehingga apabila ditemukan cacing hati atau penyakit hewan lainnya, maka bisa diantisipasi.  Khususwilayah Kota Wonosobo ada 12 orang yang terbagi menjadi 4 tim yang terjun untuk memeriksa di wilayah Kota Wonosobo.

“Kegiatan ini kami menurunkan 12 petugas dari Dinas yang kami bagi menjadi menjadi 4 tim. Selain itu ada 11 tim dari mahasiswa Unsiq Wonosobo dan di setiap kecamatan ada petugas kesehatan hewan,” bebernya.

 

Sidik juga mengimbau kepada masyarakat yang berkurban, untuk mewaspadai adanya penyakit cacing hati pada hewan kurban. Jika menemukan hati yang bercacing, ia meminta kepada masyarakat untuk langsung membuangnya karena sudah tidak layak konsumsi.

Selain cacing hati, petugas dinas juga banyak menyampaikan saran /masukan kepada panitia penyembelihan hewan kurban untuk tidak mencampur antara jeroan dengan daging.  hal ini dimaksudkan agar kualitas daging yang akan dikonsumsi oleh masyarakat luas tidak menurun dan berubah.

“Mudah-mudahan masyarakat bisa lebih memperhatikan kebersihan daging kurban, karena  juga masih ditemukan tempat penyembelihan yang tidak hygienis/bersih baik itu  tempat penyembelihan maupun tempat penanganan daging”

Dikarenakan jeroan merupakan bagian yang kotor dan banyak kotoran yang masih melekat sedangkan di sisi lain daging merupakan bahan makanan yang sangat disukai oleh bakteri sehingga ketika jeroan menempel daging sangat dimungkinkan kualitas daging akan menurun secara drastis.

Selain melakukan pengawasan, kegiatan ini juga untuk memastikan dampak pelatihan/sosialisasi juru sembelih halal yang beberapa waktu terakhir ini sudah dilaksanakan oleh Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan bersama MUI Kabupaten Wonosobo. Dari pengamatan yang dilakukan alhamdulillah sudah ada peningkatan pengelolaan kegiatan penyembelihan hewan kurban meskipun belum semuanya. Tapi minimal sudah ada efek positif dari kegiatan yang sudah dilakukan.

Hal ini juga diperkuat dengan adanya permintaan untuk mengikuti pelatihan/sosialisasi penyembelihan yang halal dan thoyyib dari beberapa masjid yang didatangi untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap baik masalah penyembelihan maupun kesrawannya.

Pemotongan hewan kurban sebenarnya sudah diatur dalam permentan nomor 114/Permentan/PD.410/2014 tentang Pemotongan Hewan Kurban sehingga untuk melaksanakan kegiatan tersebut bisa mengacu pada aturan tersebut. Namun demikian mamng perelu untuk memberikan pemahaman secara langsung kepada masyarakat tentang penyembelihan yang halal dan thoyyib dan pentingnya mempersiapkan sarana prasaran yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut.

Secara singkat pemotongan yang sesuai dengan syariat adalah dengan memutus saluran pencernaan, saluran pernafasan dan saluran darah (arteri dan vena) sehingga darah akan keluar  secara sempurna yang dilaksanakan dengan memperhatikan unsur kesejahteraan hewan. Salah satu unsur kesrawan adalah dengan merobohkan sapi tidak dengan kasar, dan menyembelih dengan menggunakan pisau yang tajam.

Semoga tahun mendatang pelaksanaan kegiatan penyembelihan tersebut bisa semakin baik.

Sumber : http://wonosobo.sorot.co