Festival Kopi Wonosobo 2017

Para petani kopi pamerkan biji kopi unggulan dalam ajang festival kopi Wonosobo 2017 yang diadakan di Pendopo Kabupaten Wonosobo.

 

Wonosobo diyakini oleh beberapa pecinta kopi dunia sebagai wilayah yang mampu menghasilkan kopi terbaik. Hal tersebut disampaikan oleh Jaringan Diaspora Indonesia Region Kuwait ketika berkunjung ke Wonosobo, Jum’at (8/9). Bahkan pihak Diaspora mengaku siap membantu mengenalkan kopi Wonosobo untuk dikenalkan di daerah Timur Tengah lantaran kopi asal Wonosobo memilik aroma yang khas dan sudah dikenal sebagai kopi yang terbaik. Head Of Profession And Expertise Division Indonesia Diasporan Network Region Kuwait, Bogi Haryo Nugroho menyebut pengenalan kopi asal Wonosobo akan dilakukan dalam waktu dekat diantaranya melalui festival kopi di Kuwait. “Kami tertarik dengan kopi Wonosobo, setelah melihat sejumlah pameran kopi yang dihelat di Yogyakarta, ternyata banyak penyeduh kopi (barista) yang merekomendasikan bahwa kopi terbaik berasal dari Kabupaten Wonosobo,” terang Bogi..
Ketika Pria yang sudah tinggal 8 tahun berdomisili di Kuwait itu mendapat jawaban dari Barista asal Jogja, ia mengaku kaget, karena Wonosobo merupakan tanah kelahirannya. Bogi juga mengatakan bahwa peluang pasar kopi di kawasan Timur Tengah terbuka luas, utamanya di negara Kuwait. Bahkan kopi asal Indoensia yang masuk ke Timur Tengah masih sangat sedikit, dominasinya kopi sebagain besar dari Amerika dan Afrika. “Kami orang lapangan yang berinteraksi langsung dengan masyrakat luas disana. Apabila peluang ini dapat dioptimalkan oleh warga Indonesia khususnya Wonosobo, kami meyakini dapat mengangkat ekonomi masyarakat. Mengingat peluang tersebut menjanjikan. Tapi kami melihat orang-orang kita belum banyak yang mau mengambil peluang itu,” bebernya..
Sementara itu, penggiat kopi asal Wonosobo, Bayu mengemukakan bahwa peluang pasar yang begitu luas perlu menjadi perhatian semua pihak, utamanya petani kopi dan pemerintah Kabupaten. “Kita perlu menyikapi dan menyambut positif ajakan Diaspora Indoensia untuk mengenalkan kopi ke Kuwait,” ungkapnya.

.
Menurutnya, produksi kopi di Kabupaten Wonosobo sedikitnya mencapai 15 ton pertahun, dengan jumlah kopi specialty sebesar 3 ton. Kopi Wonosobo juga sudah masuk dalam MPIG kopi Sindoro Sumbing. Bahkan ketika Jogja ingin menjadi Kota Kopi, Wonosobo merupakan salah satu Kabupaten yang diajak oleh istri Sri Sultan Hamengkubuwono sebagai penyangga kopi terbaik. “Petani dan pelaku bisnis kopi harus bersatu.Tapi dilain sisi motivasi dan peran pemerintah perlu ditingkatkan,” harapnya.
.

Hal tersebut, Wakil Bupati Agus Subagiyo mengemukakan bahwa peluang yang diberikan oleh komunitas Diaspora Indonesia untuk mempromosikan kopi asal Wonosobo di Timur Tengah, khusunya negara Kuwait, perlu disambut dengan baik. Pihaknya meminta kepada dinas terkait untuk memetakan potensi dan juga pengembangan kopi di Kabupaten Wonosobo agar mampu memenuhi kebutuhan kopi berkualitas baik di dalam neger maupun ekspor ke luar negeri. “Ini kesempatan untuk mengenalkan kopi Wonosobo agar mendunia,” pungkasnya. (Ard)